" Wilayah metropolitan Jakarta yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Kini wilayah Jabotabek telah terintegrasi dengan wilayah Bandung raya, dimana populasi megapolitan Jabotabek-Bandung Raya berjumlah sekitar 30 juta jiwa, yang menempatkan wilayah ini di urutan kedua dunia, setelah megapolitan Tokyo"
(wikipedia)
Memang, Jakarta adalah kota yang besar dan padat penduduk, tetapi bukan berarti harus kotor. Banyak yang bilang, susah dan tidak mungkin merubah kebiasaan orang kota "nikmatnya" membuang sampah sembarangan. Kalau dibandingkan dengan Singapore mungkin ibarat bumi dan langit.
Bagaimana dengan China. Dulu, beberapa kota-kota besar dinegara China juga kotor layaknya Jakarta, tetapi coba lihat sekarang mereka bisa dan "MAU" menjadikan kotanya bersih, lalu kenapa dengan
Jakarta ??.
Kapan Jakarta bisa menghargai dan menjaga fasilitas publik/umum dengan baik.
Mungkin salah satu alasannya adalah tidak pernah ada kata habis untuk masalah pengrusakan dan vandalisme. Adakah fasilitas telepon umum yang terlihat mulus dikota ini?, adakah kursi taman, halte, tempat sampah, petunjuk nama jalan, MCK, dll yang masih terlihat sesuai bentuk dan fungsinya?..
Tidak maukah kita bisa menikmati fasilitas publik yang memadai seperti vanding machine, fasilitas air minum gratis, taman kota yang mempunyai berbagai fasilistas seperti, meja dan papan catur, taman bermain, dll seperti dinegara-negara maju?
"Jangan kan vanding machine, perusahaan mana yang berani pasang kalau vandalisme dan perusak masih marak di kota ini!! ".
Kapan Jakarta bisa punya moda transportasi umum yang layak bagi warganya.
Hampir tidak ada tranportasi umum masal di Jakarta bisa dibilang layak. berdesak-desak, panas, tidak ada jam kedatangan dan keberangkatan yang jelas, sering rusak atau dirusak, belum lagi kejahatan diatas kendaraan umum, dll. Sampai saat ini kita cuma bisa menerima dan menikmati kepasrahan yang ada walaupun berkali-kali juga harus mengelus dada.
Kapan Jakarta bisa terbebas dari kemacetan yang luar biasa parah.
Macet?, bukan Jakarta namanya kalau tidak ada macet. Coba tanya banyak orang "Jakarta kota yang seperti apa?", apakah kata macet tidak pernah terucap dari mulut mereka?, coba tanya sekali lagi.
Kapan Jakarta bisa memiliki penghijauan kota atau vegetasi yang seimbang.
Hampir tidak ada vegetasi yang seimbang, rusak sudah lingkungan yang seharusnya dipelihara dan ditata demi me reduce tinggkat polusi yang sekian parah.
"Jakarta adalah pusat strategis prekonomian", mungkin ini adalah alasan pengembang untuk membabat hampir semua lahan penghijauan dan pemukiman di Jakarta. Pertanyaannya, mau berapa ratus lagi kah Mall atau pusat perbelanjaan didirikan dikota sesak ini!!.
Mungkin Jakarta perlu 100 titik lebih taman kota yang layak seperti di taman Menteng untuk mengimbangi perkerasan atau beton-beton dengan penghijauan.
kapan Jakarta bisa sadar, belajar menjaga ketertiban untuk kepentingan bersama.
Pernahkan peraturan perda DKI Jakarta no.75 tahun 2005 tentang kawasan dilarang merokok diindahkan oleh sebagian perokok?. memang, sering kali ada razia rokok di beberapa titik daerah di Jakarta, tapi sayang sifatnya musiman alias mut-mutan..
Bandingkan, hampir 60% penduduk Tokyo adalah perokok aktif...tetapi, ruang bagi perokok sangat-sangat dipersempit, banyak sekali peraturan-peraturan yang harus ditaati. Membeli rokok-pun tidak semudah seperti membeli permen yang bisa diecer layaknya di sini, setidaknya harus mempunyai TASPO-CARD yang dikeluarkan oleh pemerintah (mungkin sejenis surat ijin untuk membeli rokok)..Satu lagi, jangan coba-coba merokok sambil berjalan didaerah keramaian..mau tau dendanya, kurang lebih sekitar 5000 yen yang harus dibayar!!..
Itu baru masalah rokok belum lagi masalah-masalah lain yang ngga ada abis-abisnya di kota tercinta kita ini..
Jakarta kota kesenjangan sosial.
Nggak mau terlalu banyak komentar sih, tapi kadang-kadang kalo ngeliat sebagian masyarakat bisa shoping di mall abis jutaan rupiah dalam sehari, padahal ada sebagian rakyatnya beli nasi sebungkus aja harus dimakan atau dibagi satu keluarga..pemandangan yang super amat biasa dikota ini..
Apalagi wakil-wakil "yang katanya" bekerja untuk kemakmuran rakyat ngerengek2 minta fasilitas super mewah, jalan2 keluar negri pake uang rakyat, bikin kantor super mewah triliunan rupiah plus fasilitas bak hotel bintang 5,dll..tapi rakyatnya.........T_T
^ ^....lucu ya negri ini!!
"yang kaya semakin kaya yang miskin semakin tertindas"
"orang miskin dilarang sekolah"..
"orang miskin ga boleh sakit"..
ada yang mau nambahin, monggo...^ ^
(wikipedia)
Banggakah tinggal di kota "besar" yang masuk urutan ke 6 didunia?. Ya, saya merasa beruntung tinggal di kota besar seperti Jakarta, tetapi saya juga tidak pernah melupakan beberapa pertanyaan yang tidak pernah terjawab seperti:
Kapan Jakarta mau mulai menjaga kebersihan kota seperti di negri-negri tetangganya.Memang, Jakarta adalah kota yang besar dan padat penduduk, tetapi bukan berarti harus kotor. Banyak yang bilang, susah dan tidak mungkin merubah kebiasaan orang kota "nikmatnya" membuang sampah sembarangan. Kalau dibandingkan dengan Singapore mungkin ibarat bumi dan langit.
Bagaimana dengan China. Dulu, beberapa kota-kota besar dinegara China juga kotor layaknya Jakarta, tetapi coba lihat sekarang mereka bisa dan "MAU" menjadikan kotanya bersih, lalu kenapa dengan
Jakarta ??.
Kapan Jakarta bisa menghargai dan menjaga fasilitas publik/umum dengan baik.
Mungkin salah satu alasannya adalah tidak pernah ada kata habis untuk masalah pengrusakan dan vandalisme. Adakah fasilitas telepon umum yang terlihat mulus dikota ini?, adakah kursi taman, halte, tempat sampah, petunjuk nama jalan, MCK, dll yang masih terlihat sesuai bentuk dan fungsinya?..
Tidak maukah kita bisa menikmati fasilitas publik yang memadai seperti vanding machine, fasilitas air minum gratis, taman kota yang mempunyai berbagai fasilistas seperti, meja dan papan catur, taman bermain, dll seperti dinegara-negara maju?
"Jangan kan vanding machine, perusahaan mana yang berani pasang kalau vandalisme dan perusak masih marak di kota ini!! ".
Kapan Jakarta bisa punya moda transportasi umum yang layak bagi warganya.
Hampir tidak ada tranportasi umum masal di Jakarta bisa dibilang layak. berdesak-desak, panas, tidak ada jam kedatangan dan keberangkatan yang jelas, sering rusak atau dirusak, belum lagi kejahatan diatas kendaraan umum, dll. Sampai saat ini kita cuma bisa menerima dan menikmati kepasrahan yang ada walaupun berkali-kali juga harus mengelus dada.
Kapan Jakarta bisa terbebas dari kemacetan yang luar biasa parah.
Macet?, bukan Jakarta namanya kalau tidak ada macet. Coba tanya banyak orang "Jakarta kota yang seperti apa?", apakah kata macet tidak pernah terucap dari mulut mereka?, coba tanya sekali lagi.
Kapan Jakarta bisa memiliki penghijauan kota atau vegetasi yang seimbang.
Hampir tidak ada vegetasi yang seimbang, rusak sudah lingkungan yang seharusnya dipelihara dan ditata demi me reduce tinggkat polusi yang sekian parah.
"Jakarta adalah pusat strategis prekonomian", mungkin ini adalah alasan pengembang untuk membabat hampir semua lahan penghijauan dan pemukiman di Jakarta. Pertanyaannya, mau berapa ratus lagi kah Mall atau pusat perbelanjaan didirikan dikota sesak ini!!.
Mungkin Jakarta perlu 100 titik lebih taman kota yang layak seperti di taman Menteng untuk mengimbangi perkerasan atau beton-beton dengan penghijauan.
kapan Jakarta bisa sadar, belajar menjaga ketertiban untuk kepentingan bersama.
Pernahkan peraturan perda DKI Jakarta no.75 tahun 2005 tentang kawasan dilarang merokok diindahkan oleh sebagian perokok?. memang, sering kali ada razia rokok di beberapa titik daerah di Jakarta, tapi sayang sifatnya musiman alias mut-mutan..
Bandingkan, hampir 60% penduduk Tokyo adalah perokok aktif...tetapi, ruang bagi perokok sangat-sangat dipersempit, banyak sekali peraturan-peraturan yang harus ditaati. Membeli rokok-pun tidak semudah seperti membeli permen yang bisa diecer layaknya di sini, setidaknya harus mempunyai TASPO-CARD yang dikeluarkan oleh pemerintah (mungkin sejenis surat ijin untuk membeli rokok)..Satu lagi, jangan coba-coba merokok sambil berjalan didaerah keramaian..mau tau dendanya, kurang lebih sekitar 5000 yen yang harus dibayar!!..
Itu baru masalah rokok belum lagi masalah-masalah lain yang ngga ada abis-abisnya di kota tercinta kita ini..
Jakarta kota kesenjangan sosial.
Nggak mau terlalu banyak komentar sih, tapi kadang-kadang kalo ngeliat sebagian masyarakat bisa shoping di mall abis jutaan rupiah dalam sehari, padahal ada sebagian rakyatnya beli nasi sebungkus aja harus dimakan atau dibagi satu keluarga..pemandangan yang super amat biasa dikota ini..
Apalagi wakil-wakil "yang katanya" bekerja untuk kemakmuran rakyat ngerengek2 minta fasilitas super mewah, jalan2 keluar negri pake uang rakyat, bikin kantor super mewah triliunan rupiah plus fasilitas bak hotel bintang 5,dll..tapi rakyatnya.........T_T
^ ^....lucu ya negri ini!!
"yang kaya semakin kaya yang miskin semakin tertindas"
"orang miskin dilarang sekolah"..
"orang miskin ga boleh sakit"..
ada yang mau nambahin, monggo...^ ^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar